Diantara perkara yang mesti kita imani adalah meyakini Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. sebagai Nabi dan Rosul terakhir, Allah Azza wa Zalla berfirman :
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(Qs. Al Ahzab : 40)
Kita pun di tuntut untuk mencintai Nabi diatas kecintaan terhadap mahluk yang lainnya, Allah Azza wa Zalla berfirman :
“Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”(Qs. Attaubah : 24 )
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata : “Jika hal-hal tadi lebih dicintai daripada Allah Azza wa Zalla dan Rosul-Nya serta jihad dijalan-Nya, maka tunggulah malapetaka dan musibah yang akan menimpa kalian” (Tafsir Ibnu Katsir 2/1346).
Al-Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan dalam Musnadnya bahwa suatu ketika Umar bin Khattab berkata : “Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali terhadap diriku sendiri.” Kemudian Nabi menjawab perkataan Umar dengan bersabda : “Tidak, demi yang jiwa ku berada di tangan-Nya (imanmu belum sempurna). Tetapi aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Kemudian Umar berkata : “Sekarang, demi Allah. Engkau (Ya Rasulullah) lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” (HR. Ahmad).
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dalam shohihnya dari Annas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya bahkan seluruh manusia.” (HP. Bukhari dan Muslim).
Ayat dan Hadits diatas menunjukan bahwa kecintaan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wasallam harus didahulukan daripada kecintaan kepada makhluk yang lainnya dan cinta memerlukan pembuktian, bukan ucapan kosong tanpa makna. Banyak cara dilakukan untuk membuktikan cinta pada kekasihnya, begitu pula kecintaan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wasallam. setiap orang pun punya berbagai cara untuk membuktikannya, lalu apakah semua cara itu dibenarkan ?
Wallahu A'lam..
Baca juga lanjutannya "Bukti Cinta Kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi wasallam"
Sumber : Buletin Dakwah. No. 9, 8 Robi'ul Awwal 1432 H
:4:
ke dalam frame komentar di bawah ini.
Terimakasih, Selamat berkomentar