Ummat Islam didalam hidupnya, mengucapkan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW diakhir shalatnya dengan ucapan yang berbunyi " Allahuma Shali ala Muhammad ". Shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW adalah suatu doa kepada Allah SWT untuk Muhammad SAW yang artinya "Ya Allah berkahilah kehidupan Muhammad". Kenapa kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW mendoakan beliau dengan doa tersebut diatas, sedangkan beliau sudah jelas masuk sorga dan pemimpin ummat manusia nanti disorga. Doa yang pendek tersebut diatas untuk Nabi Muhammad SAW, adalah lambang kecintaan kita sebagai ummat Muhammad SAW kepada beliau, agar Allah SWT mengkaruniai beliau yang salah satu diantaranya dilambangkan dengan meratanya kaum wanita Islam memakai Jilbab, sehingga banyak ummat Islam masuk sorga, yang merupakan kegembiraan paling besar bagi Nabi Muhammad SAW di sorga yang akan dibanggakannya kepada para nabi-nabi yang lain. Jadi begitulah tujuan kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Tetapi jika kaum wanita Islam yang jumlah demikian banyaknya tidak memakai jilbab, jelaslah akan banyak ummat Muhammad SAW nanti yang masuk neraka, tidak ada kegembiraan nabi Muhammad SAW nanti di sorga, dan tidak ada yang akan dibanggakannya nanti kepada para nabi-nabi yang lain.
Kalau begitu apa konsekwensi shalawat kita kepada Nabi Muhammad SAW yang melambangkan kecintaan kita kepada beliau, harus diikuti dengan perjuangan yang sungguh-sungguh dan tidak henti-hentinya menyadarkan kaum wanita agar ikhlas memakai jilbab. Dan salah-satunya cara yang penulis lihat ialah dengan menyebar luaskan buku tipis ini agar dibaca oleh seluruh ummat Islam. Tetapi jika anda bersikap diam saja, berarti tidak ada kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW, dan shalawat anda adalah kosong, karena tidak ada perbuatan anda yang sesuai dengan bunyi shalawat anda.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
“Perumpamaan orang yang berdo'a tanpa amal, bagaikan orang yang memanah tanpa senar". (Riwayat:........................)
Sesuai dengan bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas ini, ummat Islam yang berpangku tangan membiarkan kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, berarti doanya yang terlambang dalam shalawatnya untuk Nabi Muhammad SAW, bagaikan orang yang memanah tanpa senar, tidak ada bukti kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW Patut anda ketahui, menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang adalah tinggi nilainya disisi Allah SWT sebagaimana bunyi hadits dibawah ini yang artinya sbb.:
"Mereka yang menghidupkan sunnah-sunnahku yang sudah hilang ditengah-tengah kekacauan ummatku, pahalanya sama dengan pahala seratus orang mati syahid". (Riwayat: ........................)
Kalau menghidupkan sunnah Rasul yang sudah hilang demikian tinggi nilai pahalanya, apalagi menghidupkan perintah Allah SWT, yaitu keharusan wanita memakai jilbab yang sudah dilupakan atau dianggap sepele oleh kaum wanita, tentu pahalanya tidak kurang dari pahala seratus orang yang mati syahid.
Apakah anda tidak menginginkan pahala seratus orang mati syahid, biarpun perang agama yang dilalui Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya telah lewat dan tak mungkin terjadi lagi?
Patut anda ketahui, orang mati syahid diberi Allah SWT kesempatan memasukan 70 orang dari anggota keluarganya ke dalam sorga. Jadi kalau anda mendapat pahala 100 orang mati syahid, anda dapat memasukan 7.000 orang dari anggota keluarga anda masuk sorga, mulai dari nenek moyang anda sampai anak cucu keturunan anda. Inilah satu kegembiraan penduduk sorga yang paling besar nanti, jika dapat berkumpul dengan kaum keluarga. Jadi ini kesempatan yang paling berharga yang diberikan kepada ummat Muhammad SAW yang hidup dibelakangnya.
Sebab itu sekali lagi penulis menghimbau ummat Islam agar mau mengeluarkan hartanya untuk mencetak ulang buku tipis yang sederhana ini didalam jumlah yang banyak dan menyebar luaskan ketengah-tengah ummat Islam. Kalau perlu bagi mereka yang kaya, juga menyediakan busana muslimahnya bagi mereka yang kurang mampu agar shalawat anda betul-betul cocok dengan kemampuan anda, lambang kecintaan anda kepada Nabi Muhammad SAW.
Ummat Islam di abad ini memimpikan kenaikan Islam yang mereka idam-idamkan selama ini. Kenaikan Islam, bukan ditandai oleh banyak mesjid yang besar-besar dan indah yang kita bangun, bukan pula ditandai oleh banyaknya orang Islam yang pintar-pintar dan kaya-kaya. Kenaikan Islam ditandai oleh banyaknya ummat Muhammad SAW yang bertaqwa kepada Allah SWT, salah satu dilambangkan dengan meratanya kaum wanitanya memakai jilbab, lambang mereka wanita muslimah.
Nabi Muhammad SAW tidak bangga dengan banyaknya mesjid yang besar-besar dan indah-indah yang kita bangun, sebagaimana bunyi hadits yang artinya sbb.:
"Dibelakang hari banyak ummatku yang membangun mesjid, tetapi demi keindahan dan kebanggaan saja" (Riwayat: ........................)
Dari bunyi hadits Nabi Muhammad SAW diatas, beliau akan lebih bangga kalau ummatnya dari golongan kaum wanita seluruh memakai jilbab dari pada melihat bangunan mesjid yang besa-besar dan indah-indah.
Menghidupkan risalah jilbab ini adalah termasuk jihad fisabilillah, suatu perjuangan yang berat dalam menyadarkan wanita Islam agar kenal identitasnya sebagai wanita muslimah, lebih berat dari membangun mesjid yang besar-besar dan indah-indah. Sebab itu kenapa nilai amalnya sangat tinggi disisi Allah SWT.
Ummat Islam mengucapkan : "assalamualaikum warahmatullah wa barakatu" di pembukaan pidatonya di muka umum dan diakhir shalatnya. Ucapan diatas adalah suatu doa untuk sesama ummat Muhammad SAW yang artinya "Semoga keselamatan bagi anda dengan rahmat Allah" . Dengan doa seperti diatas, kita mengharapkan agar mereka selamat dunia dan juga selamat nanti diakhirat.
Tetapi jika kita membiarkan saja kaum wanita Islam tak memakai jilbab, berarti banyak ummat Muhammad SAW yang tak selamat nanti di akhirat, dan ucapan salam kita tadi akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT, sebagaimana firmanNya di dalam Al Qur'an yang artinya sbb.:
"Sesungguhnya penglihatan, pendengaran, hati dan pikiran itu akan diminta pertanggung jawaban".
Tanyalah diri anda sendiri, berapa banyak anda telah mengucapkan 'asslamu'alaikum' pada waktu anda berpidato, waktu ketemu sesama muslim dan diakhir shalat anda, tetapi sebaliknya kaum keluarga anda yang perempuan, kenalan anda yang perempuan yang tak akan selamat nanti diakhirat karena tak memakai jilbab, anda biarkan saja dibawah penglihatan anda.
Kalau begitu ucapan salam anda kosong, bagaikan orang yang memanah tanpa senar.
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/4591
:4:
ke dalam frame komentar di bawah ini.
Terimakasih, Selamat berkomentar