Upaya Pembunuhan Terhadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam

Desember 24, 2010

Share Count

Kedengkian seringkali berujung kepada upaya mencelakakan orang yang dibenci. Inilah yang dialami Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada perjalanan dakwahnya. Berbagai cara telah dilancarkan musuh-musuh Islam, kaum musyrikin, dan kafir. Dari mulai rayuan halus, ancaman, bahkan upaya pembunuhan.

Dalam sejarah tercatat, kaum kafir berulangkali berusaha membunuh Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ada yang dilakukan terang-terangan ketika terjadi peperangan terbuka. Namun, tak sedikit mereka melaksanakannya secara diam-diam ala spionase. Berikut ini beberapa upaya pembunuhan yang pernah dihadapi oleh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang lebih dikenal dengan istilah ightiyal (pembunuhan diam-diam):

1. Kaum Quraisy pada Malam Hijrah ke Madinah

Kisah ini terjadi pada malam Hijrah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ke Madinah. Ketika itu, para pemuka Quraisy telah sepakat dalam pertemuan rahasia mereka di Dar an-Nadwah, sebuah rumah milik Qushay ibn Kilab. Mereka bersepakat membunuh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan melibatkan para pemuda dari setiap kabilah Arab yang ada.


Pada saatnya tiba, mereka mulai mengawasi dan mengintai rumah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Namun, dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengetahui hal tersebut. Ia lalu menyuruh Ali ibn Abi Thalib menggantikan posisinya di atas pembaringannya. Sedang Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyusup keluar rumah menuju Madinah bersama Abu Bakar.

Kisah ini dimuat dalam al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal: 30). 

2. Suraqah ibn Malik al-Madlaji

Hadiah berupa seratus ekor unta betina yang hampir beranak rupanya menjadi daya pikat semua orang, tak terkecuali Suraqah ibn Malik, seorang pemuda dari Madlaji. Syaratnya, harus menangkap Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

Diam-diam pemuda yang terkenal lihai mencari jejak ini menyelinap keluar kampung dengan menunggang kuda. Lengkap dengan baju besinya, ia mengejar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang ketika itu lolos dari kepungan kaum kafir. Dengan ketangkasannya ia berhasil menyusul Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang sedang bersama Abu Bakar.

Tiba-tiba, ketika tangannya hendak menarik busur panah, sebuah kejadian aneh menimpanya. Tangannya berubah kelu, tak mampu berbuat apa-apa. Kaki kudanya ikut terbenam dalam pasir. Diikuti debu-debu pasir beterbangan di sekitarnya, hingga membuat matanya tak mampu melihat apa-apa lagi.

Dalam keadaan panik, Suraqah akhirnya berteriak menyerah. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu menoleh seraya tersenyum dan berdoa. Aneh, seketika kaki kuda Suraqah terbebas dari jepitan pasir. Suraqah merasa heran dan kagum. Singkat kata, Suraqah akhirnya menyatakan keislamannya. Meski ketika itu, Suraqah pulang ke Makkah masih menyembunyikan identitas keislamannya.

3. Umair ibn Wahab dan Shafwan ibn Umayyah

Suatu hari usai perang Badar, Shafwan ibn ‘Umayyah dan karibnya ‘Umair bin Wahab bercakap-cakap di dekat Ka’bah. Mereka berdua merencanakan sesuatu hal yang sangat rahasia. Ingin membunuh Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sebagai balas dendam atas kematian keluarganya dalam perang Badar.

"Tenanglah, demi Latta dan Uzza, aku siap menjaga anak dan keluargamu. Makan-minum mereka menjadi tanggunganku. Binasa mereka adalah binasaku. Darah mereka adalah darahku. Hidup mereka adalah hidupku dan mati mereka adalah matiku," sumpah Shafwan meyakinkan sahabatnya, ‘Umair.

Mendengar janji setia itu, ‘Umair akhirnya menyatakan kesiapannya membunuh Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Dengan sebilah pedang tajam beracun, ‘Umair berangkat ke kota Madinah mengejar buruannya. Apa daya, rupanya gerak-geriknya mengundang kecurigaan ‘Umar ibn Khaththab yang langsung menangkapnya.

Di hadapan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, ‘Umair mengelak dengan berkata ingin menebus tawanan kaum musyrikin. Mendengar hal itu, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam langsung menukas, “Dusta kamu! Bukankah engkau dan Shafwan duduk di dekat Ka'bah sepuluh hari yang lalu. Shafwan berkata padamu begini-begini. Sedang kamu berkata padanya begini-begini. Lalu kamu datang untuk membunuhku. Namun, Allah tak akan menguasakan kepadamu untuk membunuhku."

Mendengar penuturan itu, ‘Umair terkejut bukan kepalang. Sebab, ia merasa telah merahasiakan pembicaraan mereka. Dengan penuh penyesalan dan tulus ‘Umair menyatakan keislamannya langsung di hadapan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

4. Tsumamah ibn Atsal

Ketika masa penyebaran dakwah Islam, Tsumamah ibn Atsal termasuk di antara para penguasa Arab yang menerima ajakan dakwah dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Namun, alih-alih mengiyakan, Tsumamah justru tersinggung dan merasa dihina. Sejak itu, Tsumamah memutuskan ingin membunuh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Berkali-kali Tsumamah berusaha membunuh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, namun menemui kegagalan.

Malang tak dapat ditolak, suatu hari Tsumamah justru kepergok kaum Muslimin di kota Madinah. Akhirnya, ia ditawan bersama beberapa kaum musyrikin lainnya. Selama masa penawanan, diam-diam rupanya Tsumamah menaruh simpati kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sebab selama itu, ia mendapat perlakuan yang baik dan merasa sangat disantuni. Terlebih tak lama kemudian Tsumamah dibebaskan dari tawanan.

Keluar dari tawanan, ia bergegas ke sebuah sumur di dekat Baqi’. Di sana ia mandi dan bersuci. Setelah itu, Tsumamah kembali ke masjid Rasulullah dan bersyahadat di tengah keramaian umat Islam saat itu.

Setelah itu, ia menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seraya berkata, "Wahai Muhammad, demi Allah dulu kamu adalah orang yang paling saya benci di muka bumi ini, sekarang kamu menjadi orang yang sangat saya cintai. Dulu agamamu adalah agama yang saya benci, tapi hari ini agamamu adalah agama yang saya sukai. Dulu negerimu adalah negeri yang saya benci, tapi kini berubah menjadi negeri yang saya sukai. Dulu saya telah membunuh para sahabatmu, lalu apa hukumanku saat ini?"

Sambil tersenyum Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjawab, "Tak ada cercaan dan hinaan bagimu sekarang. Islam telah memutus dosa-dosa yang lalu dan menghapusnya. "

5. Yahudi Bani Nadhir

Pasca peristiwa Raji’ dan Bi’ru Ma’unah yang menewaskan puluhan kaum Muslimin, Yahudi Bani Nadhir di kota Madinah merasa di atas angin lagi. Mereka kembali menyusun pengkhianatan yang berujung kepada upaya pembunuhan terhadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

Suatu hari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersama beberapa orang sahabatnya mendatangi Bani Nadhir, meminta bantuan membayar diyat (tebusan) dua orang Bani Kilab yang terbunuh secara tak sengaja oleh seorang sahabat. Mereka lalu mempersilakan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan beberapa sahabatnya menunggu di suatu tempat. “Kami mematuhinya, wahai Abul Qasim. Duduklah di sini sampai kami dapat memenuhi janji,” ujar salah seorang dari mereka. Rupanya, ketika itu Bani Nadhir diam-diam menyusun makar jahat mereka. Sebagian mereka lalu pergi menyiapkan sebuah batu besar untuk digelindingkan dari atas rumah tempat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunggu di bawah.

Dengan pertolongan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, kejadian yang hanya menunggu hitungan waktu tersebut buyar. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam segera meninggalkan posisinya tanpa diketahui oleh siapa pun. Setelah itu, para sahabat juga menyusul kembali ke Madinah. Sampai di Madinah, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu membeberkan rencana busuk orang-orang Yahudi Bani Nadhir tersebut.

Usai kejadian tersebut, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tak lagi memberi maaf kepada Bani Nadhir. Klimaksnya, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menegaskan pengusiran mereka dari kota Madinah.


source by : http://www.hidayatullah.com/component/content/11717?task=view

emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon
:1: :2: :3: :4: :5: :6: :7: :8: :9: :10:
emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon emoticon
:11: :12: :13: :14: :15: :16: :17: :18: :19: :20:
Untuk memasukan icon² di atas, cukup memasukan kode dibawah icon tersebut misal:
:4:
ke dalam frame komentar di bawah ini.
Terimakasih, Selamat berkomentar

Leave a Reply

"Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal." (Imam Al Ghazali)

"Kadang apa yang dihadapkan itu hanya ingin sebuah mimpi ,dan apa yang ada di angan dan mimpi itu ingin berjalan nyata ,.namun nyata nya di hadapan itulah jalan dimana tidak terulang kembali"

"Putarlah roda hidupmu dan jangan pernah berhenti, karena pada saat rodamu berputar belum tentu roda hidup orang lain ikut berputar, dan pada saat roda hidupmu berhenti belum tentu roda hidup orang lain pun ikut berhenti"

"Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum – jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis."

"Adanya tangisan bukan berarti ada kesedihan atau penyesalan ,namun rasa senang atau gembira kadang menyelimuti tangisan itu"

"Jangan tertarik kepada seseorang hanya karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik hanya kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu."

"Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan." (Ibnu Mas’ud)

"Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya." (Johann Wolfgang von Goethe)

"Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka."

"Waktu akan berlari apabila Anda berlari ,waktu akan berjalan apabila Anda berjalan ,.tapi waktu akan tetap berlari jika Anda diam disini"

"Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum." (Mahatma Gandhi)

"Seseorang akan merasa bersalah apabila kesalahan itu tidak muncul lagi dalam dirinya"

""Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya."

"Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk." (Imam An Nawawi)

"Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak." (Khalifah ‘Ali)

"Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah." (Ibnu Mas’ud)

"Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar." (Khalifah ‘Umar)

"Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu." (Khalifah ‘Ali)

"Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku." (Khalifah ‘Umar)

"Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai memberi salam." (Abu Dawud)

"Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu." (HR. Muslim)

"Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, jenazah orang kafir berlalu di hadapan kami, apakah kami perlu berdiri?" Nabi Saw segera menjawab, "Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu berdiri bukanlah untuk menghormati mayitnya, tetapi menghormati yang merenggut nyawa-nyawa." " (HR. Ahmad)

"Hati manusia adalah kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila kamu mohon sesuatu kepada Allah 'Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh keyakinan bahwa do'amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang hatinya lalai dan lengah." (HR. Ahmad)

"Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya." (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

"Barangsiapa meninggalkan shalat dengan sengaja maka dia kafir terang-terangan." (HR. Ahmad)

"Barangsiapa lupa shalat atau ketiduran maka tebusannya ialah melakukannya pada saat dia ingat." (HR. Ahmad)

"Rapikan barisanmu, sesungguhnya merapikan barisan termasuk mendirikan shalat." (HR. Ibnu Hibban)

"Hati manusia kadangkala maju dan kadangkala mundur. Apabila sedang mengalami kemajuan shalatlah nawafil (sunah ba'diyah, qobliyah dan tahajjud) dan bila sedang mengalami kemunduran shalatlah yang fardhu-fardhu saja (lima waktu)." (Ath-Thahawi)

"Barangsiapa menerima suatu kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan "Jazakallahu khairon" (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia sudah berlebih-lebihan dalam berterima kasih." (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa'i)

"Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya." (HR. Ibnu Majah)

"Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim)

"Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab." (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

"Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh." (Mashabih Assunnah)

"Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping." (HR. Ahmad)

"Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela)." (HR. Bukhari)

"Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah." (HR. Muslim)

"Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla." (HR.Ibnu Baabawih)

"Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua." (HR. Al Hakim)

"Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar." (HR. Al Hakim)

"Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia." (HR. Ad-Dailami)

"Diam (tidak bicara) adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya." (HR. Ibnu Hibban)

"Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah)." (HR. Ath-Thabrani)

"Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah." (HR. Al-Baihaqi)

"Ambillah kesempatan lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk." (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi)