Perayaan Maulid Nabi Shollallohu alaihi was sallam Februari 19, 2011 Filed under: Artikel, Hukum Islam, Jelajah, Unknown Share Count Tinjauan Menurut Islam Sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shollallohu alaihi was sallam dan seburuk-buruk perkara (dalam agama) adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Fakta Sejarah Melihat perjalanan hidup Nabi Shollallohu alaihi was sallam, juga sejarah para sahabat Beliau serta para Tabi’in –semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala ridho kepada mereka semua- demikian juga orang-orang yang mengikuti mereka, bahkan sampai tahun 350 H, maka tidak kita temukan seorangpun dari mereka mengatakan, memerintahkan apalagi mendorong untuk melakukan perayaan hari lahirnya Nabi Shollallohu alaihi was sallam baik itu dari kalangan ulama, tidak juga hakim bahkan sampai masyarakat biasa. Al-Hafidz Ash-Sakhowi dalam fatwanya mengatakan: “ memperingati hari kelahiran Nabi Shollallohu alaihi was sallam tidak pernah dinukil dari seorangpun kalangan as-salaf ash-sholih (para pendahulu dari kalangan sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka) hingga sekitar tahun 300-an Hijriah, akan tetapi perbuatan itu diketemukan setelah tahun tersebut”. Dengan demikian ada soal penting yang perlu dijawab yaitu: “Kapan perbuatan ini pertama kali terjadi? Dan siapa yang pertama kali melakukannya? Apakah dari kalangan ulama, atau hakim atau raja-raja yang merupakan penerus-penerus ahli sunnah dan orang-orang yang mengikuti mereka? Atau orang lain di luar mereka? Lanjutkan Baca >>
SYAITAN MENGGODA IMAN Februari 18, 2011 Filed under: Al-Kisah, Renungan Share Count Sheikh Abdul Qadir Jailani adalah seorang alim ulama dan sufi yang cukup dikenali keutamaan dan kemuliaan ilmunya dikalangan umat Islam. Karena sikapnya yang warak atau dekat dengan Allah, banyak pengikutnya yang berlebih-lebihan memuliakannya. Diceritakan suatu hari Sheikh Abdul Qadir Jailani berjalan merantau seorang diri. Dalam mengharungi padang pasir yang panas terik itu ia merasa kehausan. Tiba-tiba ia melihat sebuah bejana dari perak melayang diudara lalu berlahan-lahan turun kepadanya diselimuti awan diatasnya.Saat itu diceritakan terdengar suara ghaib di angkasa : ”Hai Abdul Qadir, minumlah isi bejana ini. Hari ini telah kami menghalal kamu makan dan minum semua yang selama ini aku haramkan. Dan telah ku gugurkan semua kewajiban untuk mu.” Bunyi suara ghaib itu. Lanjutkan Baca >>
NAFSU YANG DEGIL Filed under: Al-Kisah, Khalifah Para Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Share Count Dalam sebuah kitab karangan ‘Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijriah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah menciptakan akal, maka Allah SWT. telah berfirman yang bermaksud : “Wahai akal menghadaplah engkau.” Maka akal pun menghadap kehadapan Allah SWT. kemudian Allah SWT. berfirman yang bermaksud : “Wahai akal berbaliklah engkau !“,lalu akal pun berbalik. Kemudian Allah SWT. berfirman lagi yang bermaksud : “Wahai akal ! Siapakah Aku ?”. Lalu akal pun berkata, “Engkau adalah Rabb yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah.” Lalu Allah SWT. berfirman yang bermaksud : “Wahai akal tidak Ku-ciptakan mahluk yang lebih mulia daripada engkau.” Lanjutkan Baca >>
KISAH LIMA PERKARA ANEH Filed under: Al-Kisah, Khalifah Para Sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Renungan Share Count Abu Laits As-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-Nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara. Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, “Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama : apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah, kedua : engkau sembunyikan, ketiga : Engkau terimalah, keempat : jangan engkau putuskan harapan, yang kelima : larilah engkau dari padanya.” Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, “Aku diperintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan.” Lanjutkan Baca >>